Minggu, 09 Mei 2010

TEATER dan KREATOR TEATER

TEATER dan KREATOR TEATER
Oleh Firdaus Muhammad*

Teater dapat dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah dan pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah ritual. Misalnya, upacara adat yang memiliki unsur-unsur teatrikal dan filosofis.

Teater dalam pengertiannya sebagai seni pertunjukan yang menampilkan lakon di atas pentas yang diperankan oleh aktor dan disaksikan oleh penonton, dan mampu mengungkapkan sebuah gagasan, baik secara tematik maupun secara visual. Dengan kata lain, secara khusus teater mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan.

Seperti halnya bahasa, teater dapat menonjolkan atau membuat sesuatu yang aneh, asing, atau lain (make strange) unsur-unsur yang spesifik dari pemangungan sebagai cara untuk menciptakan makna yang lain sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pemberi tanda. (Indarti, 2004 : 102).

Kerap kali terjadi didalam pertunjukan teater, gagasan tidak tersampaikan secara baik kepada apresiatornya, mengenai esensi yang diinginkan oleh kreatornya. Hal inilah kemudian menjadikan pertunjukan teater itu dianggap membingungkan. Dari persoalan tersebut, hal yang perlu di perhatikan oleh kreator-kreator teater adalah bagaimana didalam mengemas sebuah pertunjukan dan mampu mewujutkan keutuhan (unity) dari bentuk dan gagasan melalui medium-mediun yang divisualisasikan sehingga subtansi itu dapat diterima oleh penontonnya. Memang bukan pekerjaan mudah barangkali, wawasan dan wacana kreatornya pun perlu dipertanyakan. Sejauh mana ia menguasai wacana yang akan divisualisasikan dengan wawasan yang dia miliki.

Pengalaman individu seorang kreator teater yang harus peka akan lingkungannya, mengenai isu-isu sosial, politik, hukum, pendidikan, ekonomi, agama dan perkembangan isu-isu dunia lainnya. Sehingga kemampuan motorik dan fisikomotoriknya berkerja untuk mewujutkan gagasannya kedalam sebuah karya seni pertunjukan, melalui dipertimbangan citra-rasa yang diperoleh dari pengalaman inderawi dan sikap estetisnya.

Kreator teater biasanya dikenal dengan sebutan sutradara atau pemimpin pertunjukan, berkerja merencanakan sebuah pementasan, yaitu mulai dengan menentukan lakon, menganalisis lakon, menentukan pemain, menentukan bentuk dan gaya pementasan, memahami dan mengatur blocking serta melakukan serangkaian latihan dengan para pemain dan seluruh pekerja artistik hingga karya teater benar-benar siap untuk dipentaskan.

Keberhasilan sebuah pertunjukan teater mencapai takaran artistik yang diinginkan sangat tergantung oleh kepiawaian sutradaranya. Dengan demikian sutradara menjadi salah satu elemen pokok dalam teater modern. Oleh karena kedudukannya yang tinggi, maka seorang sutradara harus mengerti dengan baik hal-hal yang berhubungan dengan pementasan yang akan di sajikannya.

Ruang dialektika seorang kreator teater dalam mengasah kemampuannya, mengenai wacana kesenian sebagai investasi budaya menjadikan sebuah acuan untuk teater mengaktualisasikan masalah-masalah yang terkait di dalamnya. Di dalam tulisan ini saya menganbil salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Teatre For Developmen And Education (TDE) untuk menjembatani tulisan saya mengenai kreator teater dengan alasan bahwa konten yang ditawarkan oleh TDE mumpuni untuk diapresiasi oleh kalangan luas sebagai referensi keilmuan dalam teater.

Workshop Teatre For Developmen And Education (TDE) yang diselenggarakan di CCL (Celah Celah Langit) Bandung, bekerjasama dengan Teatre Embassy, KELOLA dan USP yang berlangsung selama tiga hari (9 – 11 April 2010) lalu. Tema yang diusung adalah “Teater Lingkungan”, dengan berbagai materi yang disampaikan diantaranya : Penjelasan Apa Itu TDE oleh Ekbert Wits, Wawasan Budaya oleh Prof. Jakob Sumarjo, Wawasan Lingkungan oleh T. Bachtiar. Didalam worshop, materi game-geme yang merangsang sensibilitas dan sensitivias juga dilakukan seperti game “bola lempar, sebutkan namamu dan nama yang dilempar bola” dan masih banyak game yanglainnya dipandu oleh Iman Soleh.

* Mahasiswa jurusan teater STSI Bandung, aktivis dan penyair.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar